Sebuah jiwa menceritakan kisah hidupnya dalam tujuh hari.

Seorang pria bernama Yang Fei meninggal, namun jiwanya seolah tak jauh. Dia mengikuti jalan kenangan yang berkabut dan bertemu dengan berbagai macam jiwa:

Dia bertemu cinta dalam hidupnya, dan mereka jatuh cinta tanpa keraguan tetapi dipisahkan oleh takdir;

Dia bertemu dengan sepasang kekasih muda yang tinggal di sebelahnya, dan harapan serta kekecewaan mereka menyelinap melalui dinding tipis rumah sewaan ke dalam mimpinya;

Dia bertemu dengan beberapa selebriti di surat kabar. Mereka tidak cocok satu sama lain dalam hidup, tapi dengan senang hati bermain catur bersama setelah kematian;

Akhirnya ia bertemu dengan ayah angkatnya yang telah hilang selama bertahun-tahun, dan akhirnya mengerti alasan mengapa ia pergi tanpa pamit...

"The Seventh Day" adalah novel kelima Yu Hua. Ini adalah karya keputusasaan dan kehangatan, "berani tapi tidak intoleransi, lucu tapi serius." Setelah jiwa-jiwa yang kesepian bertemu, mereka bercerita satu sama lain, dan suara mereka terjalin menjadi hutan cerita, dan akhirnya mereka tidak lagi kesepian.

"Kami duduk mengelilingi api unggun, dan ribuan kata diam-diam muncul dalam keheningan yang luas. Banyak kehidupan sederhana yang berbicara kepada dirinya sendiri."

“Kami duduk diam, bukan untuk hal lain selain untuk merasa bahwa kami bukan satu, melainkan sebuah kelompok.”

“Seperti pohon yang kembali ke hutan, setetes air kembali ke sungai, dan setitik debu kembali ke tanah.”