Detail Cantuman
Advanced SearchText
Bukan Sekedar Kata: Perjalanan Politik Akbar Tandjung
Peristiwa 27 Juli 1996 dan kemudian membuahkan Mega-Bintang semakin membuat penguasa merasakan sesuatu yang mengkhawatirkan terutama pada kekuasaan mereka. Dalam sidang BP MPR saya mengangkat soal demokrasi dan mengusulkan agar keran demokrasi dibuka lebar-lebar untuk rakyat secara luas. Saya menginginkan partisipasi masyarakat dalam berpolitik, bukan massa mengambang. Saya juga mengisyaratkan akan adanya krisis keuangan yang terjadi karena kesalahan pembangunan, terutama pada pembangunan SDM. Tapi, penguasa terlalu memprioritaskan industri. Jika ini ditolak, penguasa harus membayarnya jauh lebih mahal. Waktu itu ada seorang jenderal anggota BP yang sempat nyeletuk, "Apakah PPP ingin di-PDI-kan juga?" Ancaman itu saya kira serius atau mungkin kekalapan politik. Akhirnya apa yang saya ramalkan benar-benar terjadi. Dua bulan kemudian pendapat saya jadi kenyataan, dan biayanya memang jauh lebih mahal. Peristiwa Semanggi yang kemudian disusul kerusuhan Mei 1998, akhirnya berbuntut tumbangnya kekuasaan Orde Baru.
Ketersediaan
000614 | My Library | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
920. 71 Wak b
|
Penerbit | Khanata : Jakarta Barat., 2005 |
Deskripsi Fisik |
x + 288 hlm; 15,5 x 23 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
979-3330-39-2
|
Klasifikasi |
920. 71 Wak b
|
Tipe Isi |
Text Book
|
Tipe Media |
Buku
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Book
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain