Setiap orang, pemuda atau pemudi akan berusahan mengetahui mimpi indahnya yang melambangkan khayal. Itulah cinta. Mereka mencoba minum dari sumbernya yang jernih sehingga merasakan manis pahitnya cinta. Hilangnya kasih sayang dalam keluarga menyebabkan kehausan akan cinta. Hal ini menyalakan keinginan yang berkobar-kobar untuk mengenal lawan jenis, keinginan-keinginan fisik yang menuntut pemuasan.

Cinta serta ragam kebiasaannya dapat menimbulkan masalah yang tak dapat diabaikan begitu saja. Dalam kerangka inilah Salah Kaprah dalam Cinta dibahas. "Kesalahkaprahan" di sini mencakup kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan atas nama cinta, mulai dari saling telepon, sering bertemu dan jalan-jalan, bergandengan tangan, hingga akhirnya melakukan zina.

Metode dalam mengatasi masalah berangkat dari kesadaran bahwa cinta adalah kecenderungan hati, termasuk masalah fitrah, serta dapat diterima oleh siapa pun. Cinta yang tulus akan mendorong orang memandang kehidupan sebagai sesuatu yang indah. Cinta sejati memotivasi seseorang untuk membangun, yaitu dengan perlakuan paling baik, bukan memotivasi untuk merusak.

"Cinta laksana tumbuhan yang mencintai matahari dan udara segar. Dia akan mati manakala jauh dari pemiliknya dan tidak diketahui orang sama sekali."