Detail Cantuman
Advanced SearchText
Ikhwanul Muslimun
Tatkala Hasan al-Banna berusi 22 tahun, Maret 1928, ia mendirikan Ikhwanul Muslimin di Isma'iliah. Mulanya ia hanya memiliki enam orang pengikut. Namun enam bulan kemudian, ia memilih tiga kedai minuman besar, untuk menampung ribuan pengunjung. Ia berkhotbah. Sampai sebegitu jauh, ia belum mengambil jalan kekerasan, bahkan tidak meninggalkan kerja sama dengan pemerintah. Prinsip al-Banna, "Sungguh keliru anggapan yang menyatakan Islam hanya terdiri dari aspek rohaniah dan ibadat. Sesungguhnya Islam sekaligus doktrin, penyembahan, tanah air, kebangsaan, agama, kerohanian, Al Quran dan pedang."
Sebelum pemerintah Mesir sendiri menyatakan perang terhadap kaum Zionis, 1948, al-Banna telah melepaskan pasukannya berangkat ke Palestina. Sehingga Anwar Sadat, yang kemudian menjadi Presiden Mesir dan terbunuh oleh suatu "gerakan" (6 Oktober 1981) memuji Ikhwan, "Yang paling bergairah dalam perjuangan ini ialah sukarelawan Ikhwan..."
Gerakan Ikhwan akhirnya harus memasuki periode azab sengsara. Namun, penindasan yang dilancarkan pemerintah, ternyata makin menimbulkan minat rakyat terhadap Ikhwan. Jika Ikhwanul Muslimin nyata berbeda dari semua gerakan terdahulu dalam sejarah Islam, mungkin hal itu disebabkan al-Banna sendiri mutlak berbeda dari pemuka gerakan Islam sebelumnya.
Ketersediaan
1000948 | Tersedia |
Informasi Detil
Judul Seri |
-
|
---|---|
No. Panggil |
297. 5 Alh i
|
Penerbit | Grafiti Pers : Jakarta., 1983 |
Deskripsi Fisik |
xi + 219 hlm; 21 cm
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
297. 5 Alh i
|
Tipe Isi |
Text Book
|
Tipe Media |
Buku
|
---|---|
Tipe Pembawa |
Book
|
Edisi |
-
|
Subyek | |
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain